
Hidup untuk berbagi dan bersosialisasi dengan sesama adalah hal utama yang harus dilakukan dalam hidup manusia. Masing-masing dari kita manusia membutuhkan orang lain di dalam hidupnya. Tak jauh berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh Mansur sebagai pendiri Komunitas Kampung Sinau. Hidupnya ia dedikasikan untuk berbagi, mengajar, menolong dan bersenang-senang dengan anak-anak kecil di sekitarnya.
Kali ini tim Lett mengajak teman-teman untuk menelusuri jejak Kampung Sinau yang ada di Kelurahan Cemorokandang, Malang.
Nama Kampung Sinau sendiri baru diusung pada tanggal 28 Maret 2015, tetapi untuk berbagai aksi kegiatannya sudah dimulai sejak tahun 2012. “Dulu, fokusnya kita malah di seni, 2 tahun terus bosen. Hehe. Terus akhirnya liat perkembangannya anak-anak yang dari SD gak bisa masuk ke SMP Negeri, karena nilainya jelek. Lalu kita buat les-lesan,” ujar Mansur.
Setelah membuka kelas belajar bersama, pada tahun pertama saja ternyata program yang digagas telah meningkatkan kemampuan anak-anak. Oleh karena itu, Mansur kemudian membuka kerjasama dengan SMPN 22 Malang dan SMK 2 Malang yang areanya masih berada di daerah Kelurahan Cemorokandang, Malang. Banyak juga murid yang ikut program belajar bareng Mansur lalu diterima bersekolah di SMPN 22 Malang setiap tahunnya.
Sepanjang komunitas ini berjalan hingga sekarang belum tersentuh oleh campur tangan pemerintah setempat. Acara dan kegiatan mereka dilaksanakan secara sukarela tanpa adanya sponsor. Semua dilakukan untuk kebersamaan dan kemajuan anak-anak Kampung Sinau dan warga sekitar.
Berbagai macam kelas dibuka agar dapat meningkatkan potensi dan kreatifitas anak-anak tersebut. Contohnya seperti kelas belajar, tari, musik dan lukis. Setiap kelas rata-rata berisi 20-40 anak. Namun ketika ada acara besar, tak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak pesrta didik dari biasanya. Pengajarnya pun beragam dari berbagai kalangan. Ada remaja karang taruna setempat hingga para sukarelawan.
Selain kegiatan belajar bersama, komunitas ini juga sering mengadakan pameran maupun acara besar lainnya. Beberapa musisi pernah ditampilkan di sana antara lain Tani Maju, Gangstarasta, Flanella, dan Tropical Forest. Sedangkan untuk karya-karya seni yang ditampilkan pada saat pameran merupakan buah kreatifitas anak-anak Kampung Sinau, seperti karya tulis, fotografi, lukisan, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Dalam setiap event besar yang digagas oleh Kampung Sinau ini, mereka tidak pernah mematok harga tiket dalam bentuk uang rupiah. Mereka menyilakan bagi siapa saja yang datang untuk menikmati acara dan kegiatan Kampung Sinau asal membawa satu buku untuk disumbangkan. Ke depannya buku-buku ini diharapkan dapat bermanfaat untuk proses kegiatan belajar-menagajar di Kampung Sinau.
Tak lupa para warga sekitar juga ikut memberi sumbangsihnya. Saat menghias kampung, warga menyumbangkan cat tembok untuk kegiatan mural yang dilakukan oleh teman-teman mural dari kota Malang. Di awal bulan ini, Kampung Sinau baru saja mengadakan pameran fotogragi dan seni. Kegiatan tersebut pun lancar dan disambangi langsung oleh jajaran pegawai Perpustakaan Nasional.
Anyway, bulan Januari 2017 kabarnya Kampung Sinau akan mengadakan acara lagi. Seperti apa isi acara dan bintang tamunya, yuk pantau IG-nya @kampungsinau. Jangan lupa untuk datang berbagi ilmu dan kebahagiaan bersama.