Nolsams, sebuah brand dengan produk jam tangan, yang ngakunya trendi ini, ternyata salah nama. Apa itu Nolsams dan bagaimana mereka? Simak wawancara singkat Lett bersama mereka berikut ini.
Pertama, pertanyaan standar. Apa arti dari Nolsams? Apakah “Nol, Sam”? Lalu dengan “s” menjadi “Nol, Sam-sam”? Atau bagaimana? Hahaha….
Ya, benar. Nol dan Sams. Nol berarti kosong dan Sams dalam Bahasa Malang merupakan sebutan untuk kakak laki-laki yang diadopsi dari kata “Mas” dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti serupa.
Memilih nama Nolsams sebenarnya adalah sebuah kesalahan karena kata tersebut tidak memiliki arti khusus. Hmmm… tidak memiliki arti bukan berarti tidak bermakna. Jika dimaknai secara mendalam, sesuatu yang nantinya akan menjadi besar itu dimulai dari Nol, lho. Dan ketika sudah mendapatkan sesuatu yang bernilai, maka Nol sebagai identitas tambahan bisa merubah suatu nilai bilangan satuan ke puluhan, puluhan ke ratusan, ratusan ke ribuan, ribuan ke ratusan ribu dan seterusnya, sehingga sesuatu yang besar berasal dari Nol. Lalu Sam berarti pengingat untuk orang-orang besar (termasuk kami nanti kalau sudah besar) bahwa semua yang besar berawal dari Nol. Mengenai huruf S di belakang, adalah dikarenakan awalnya Nolsams dimiliki oleh dua kepala, sehingga S berperan sebagai makna jamak.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa arti Nolsams adalah jam tangan trendi dari Indonesia. Ha ha….
Lho, ternyata benar, ya. He he… Padahal tadi asal nebak aja. Pertanyaan selanjutnya. Bagaimana Nolsams berkeinginan untuk bertahan di dunia persaingan bisnis yang semakin besar? Apa yang membedakan Nolsams dari yang lainnya?
Persaingan itu wajar, justru menjadi bahan bakar agar terus berkembang dengan berinovasi secara dinamis.
Bedanya, Nolsams menggunakan mesin buatan Jepang yang terkenal bandel di kelasnya dan baterai dengan kualitas terbaik yang dirakit oleh mekanik berpengalaman puluhan tahun di bidang arloji. Nolsams juga dilengkapi dengan teknologi waterproof sehingga bisa tetap digunakan ketika hujan, mandi, bahkan berenang hingga kedalaman 5 meter. Straps yang digunakan juga tidak menggunakan pengait seperti straps pada umumnya. Straps ini kami buat sendiri dengan bahan kulit berjenis Nubuck yang merupakan bagian luar kulit binatang yang telah diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan kulit elastis, kuat, dan tahan lama. Untuk kemasan, Nolsams mendaur ulang botol bekas industri makanan.
Dulu kan Nolsams memiliki ciri khas menggunakan logo band sebagai backgroundnya. Nah, sekarang kok berubah menjadi polos dan dinamakan Tucca? Apakah ini sebagai pendewasaan? Lalu apakah Tucca adalah sebuah tema dan akan lahir tema-tema lainnya?
Hmm… Karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, merasa jenuh mengerjakan hal-hal yang itu-itu saja, dan ingin menjangkau pasar yang lebih luas, maka Nolsams memberanikan diri untuk meninggalkan kesan yang lama. Melakukan riset selama lebih dari setahun, akhirnya di pertengahan 2016 lalu Nolsams memperkenalkan produk pertamanya yang dinamakan Tucca dengan model basic, simple, dan minimalis. Yaaa, bisa dibilang langkah ini merupakan sebuah proses pendewasaan, karena pada masa ini merupakan masa transisi dari konsep yang sebelumnya menuju konsep yang lebih segar.
Tucca ini merupakan hasil kolaborasi dengan Raveizal Ario Sayoga, seorang designer dan illustrator muda berbakat Kota Malang. Tidak hanya Tucca, produk-produk selanjutnya mungkin akan dihasilkan melalui cara seperti ini. Mungkin lebih enak disebut seri ya daripada tema. Ya, pasti nantinya akan ada seri-seri lainnya.
Boleh tahu nggak, isu tentang Nolsams selanjutnya yang akan beredar?
Wah, kalau dibocorin di sini kan jadi nggak penasaran? Hehe…. Tapi, baiklah… Dalam waktu dekat ini Nolsams akan meluncurkan beberapa produk baru yang salah satu produknya dibuat dengan mendaur ulang limbah hasil industri. Dan akan ada kolaborasi lagi dengan pemuda berbakat lainnya. Jangan ditunggu!