Disudut kamar kau tidur melingkar
melupa kenangan yang samar
letihmu tak lagi bisa ditawar.
Tidurmu yang rimba kini jadi sawah
ranjang luas tanah-tanah basah
mungkin air mata, mungkin lupa, atau mungkin lelah.
Siapa yang menabur benih
mengairi pematang yang jernih
membajak, mencangkul dengan gigih?
Siapa yang menyiangi gulma
mencerabut luka sampai ke akarnya
menghalau hama hingga binasa?
Siapa yang membebat padi dengan ani ani
mengeringkannya dibawah kerontang matahari
mengumpulkannya lagi dalam karung goni?
Sementara kokok ayam masih bertanya-tanya pada pagi
subuh berkumandang dilangit sepi
nyenyak tidurmu sudah jadi nasi.